Cerpen

PELANGI SETELAH HUJAN

Waktu aku kecil ayah sering mengatakan padaku bahwa akan ada pelangi setelah hujan. Memang benar. Aku bisa melihat pelangi terbentuk setelah hujan berhenti. Batapa pelangi itu sangatlah indah. Menghiasi langit dengan berbagai jenis warna. Ah sungguh betapa indahnya lukisan dari sang Maha Pencipta itu. Saat aku remaja, barulah aku paham apa maksud ayah sesungguhnya. Bahwa akan ada pelangi setelah hujan....
#######
“ jangan gila deh Lif, kamu yang mau tanggung jawab kok malah aku yang susah sih? “
Gadis itu melipat kedua tangannya di dada. Matanya menatap tajam laki-laki yang tengah berdiri dihadapannya. Rahangnya mengeras. Bisa-bisanya laki-laki itu menyuruhnya mengikuti lomba bidang studi yang tidak ia sukai. Jangan-jangan laki-laki itu hanya ingin mempermainkannya saja.
“ aku tau Lan, tapi ini demi kebaikanmu. Cuma ini satu-satunya cara biar kamu gak dikeluarin dari sekolah Lan. Lan, jangan bikin aku ngerasa semakin bersalah sama kamu gitu dong. Kamu nolak semua bantuan dari aku, aku terima Lan. Tapi untuk yang satu ini aku mohon Lan jangan tolak lagi “
Rasa keputusasaan jelas tergambar di wajahnya. Bagaiman tidak, ia telah mencoba berulang-ulang kali membujuk gadis itu supaya ia mau memenuhi permintaannya. Permintaan yang tidak terlalu sulit untuknya tetapi akan menjadi sangat sulit untuk gadis tersebut. Ia sudah kehilangan banyak akal untuk membujuk gadis itu. Tapi sepertinya gadis itu tetap saja tidak ingin mengikutinya dan lebih memilih untuk menyerah pada takdir.
“ Lif, buat kamu yang selalu jadi juara umum mungkin ini semua enggak susah, tapi buat aku ini amat sangat sulit. Kamu enggak tau kan berapa nilai matematika ku? Gak lebih dari 50 Lif! Dan sekarang kamu minta aku buat ikut lomba matematika itu? Mustahil Lif! “
“ apanya yang mustahil Lan? Otak yang aku punya sama dengan otak kamu. Jadi kamu bisa sama seperti aku, kamu juga punya kesempatan yang sama dengan aku. Lan, aku aja percaya kalau kamu bisa, kenapa kamu sendiri gak bisa percaya sama kemampuan kamu? Kalau kamu sendiri aja enggak bisa percaya sama kemampuan kamu gimana orang lain bisa percaya sama kamu? “
” gampang Lif kalau cuman di omong doang, tapi prakteknya Lif! Aku gak akan mampu. Cuma 2 bulan Lif waktu yang aku punya. “
“ Lan, bahkan kamu aja belum coba kan? Kenapa kamu bisa bilang praktek itu lebih susah? Lan, anggap aja kamu ngelakuin ini buat ayah kamu. Kamu enggak pengen kan ngeliat ayah kamu kecewa karena anak satu-satunya berhenti sekolah karena uang tabungan untuk sekolah anaknya dipake buat biaya pengobatannya? Ayah kamu akan merasa bersalah sama kamu Lan. Kamu mau itu terjadi? “
Gadis itu terdiam. Mencoba mencerna kata-kata dari laki-laki itu. Semua yang dikatakan laki-laki itu sangatlah benar. Ia tidak bisa mengecewakan ayahnya. Jika memang nanti takdir menginginkannya berhenti sekolah itu adalah sesuatu yang harus ia terima, setidaknya ia telah berusaha untuk merubah takdir itu. Ya benar! Terlepas dari apa hasil akhir nanti yang terpenting adalah usaha yang ia lakukan, bukankah yang paling penting adalah prosesnya? Bukan hasilnya? Ia benar-benar tidak ingin mengecewakan ayahnya. Ia menghela nafas. Mencoba memantapkan hatinya. Setelah benar-benar yakin ia menoleh pada laki-laki yang kini tengah duduk di sampingnya.
“ kamu bener Lif. Aku enggak bisa ngecewain ayah. Aku mau ikut lomba itu. Tapi kamu mau bantu aku kan? “
Laki-laki itu pun tersenyum. Kini raut wajahnya tidak lagi menegangkan. Beban dihatinya sedikit berkurang. Semoga ini akan menjadi awal yang baik untuk mereka berdua.
#######
Gadis itu melirik jam bergambar doraemon yang melingkar di tangan kirinya. Wajah tirusnya sesekali menoleh ke arah jalan. Ia mendengus. Tidak ada tanda-tanda kehadiran seseorang yang ditunggunya. Teriknya matahari membuat ia harus mengusap peluh yang mengalir ke pelipisnya berkali-kali padahal hari sudah menjelang sore. Tenggorokannya terasa kering. Diliriknya botol minuman disampingnya, hanya tersisa beberapa titik-titik air yang menempel pada dinding-dinding botol. Huh! Harus berapa lama lagi ia menunggu? Bukankah tadi orang itu yang begitu bersemangat mengajaknya, mengapa justru ia yang telat?
Tak berapa lama seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh. Gadis itu memajukan bibirnya. Yang ditunggu akhirnya datang.
“ Maaf Lan aku telat. Tau sendiri lah kalau sore Bogor macet banget. “
Tanpa meminta izin terlebih dahulu laki-laki itu duduk disampingnya. Mencoba mengatur nafasnya, sepertinya tadi dia berlari-lari dari parkiran, memang taman Rumah Sakit ini letaknya cukup jauh dari parkiran. Gadis itu hanya tersenyum, kemudian ia meletakkan setumpuk buku pada laki-laki di sebelahnya.
“buruan! Aku gak punya banyak waktu “
“ sok sibuk kamu Lan! “
“ aku kan emang sibuk, harus jagain ayah yang udah kamu tabrak “ ucapnya sambil memberikan senyuman mengejeknya.
Laki-laki itu diam. Rasa bersalah itu masih ada dan akan selalu ada. Walaupun ia tahu gadis disampingnya ini hanya mempermainkannya, tapi tetap saja ia merasa bersalah. Bagaiman jika gadis itu tidak memenangkan lomba? Itu artinya ia harus berhenti sekolah. Dan ia tidak akan rela jika gadis itu berhenti bersekolah hanya karena masalah ini. Ah, mengapa ia jadi tidak yakin, bukankah kemarin dia yang mencoba meyakinkan gadis itu, tapi mengapa sekarang malah jadi ia yang tidak yakin?
“ bercanda ah Lif! Udah yuk mulai aja. Aku yakin kok aku bisa. Aku kan gak mau ngecewain ayah Lif, jadi kamu harus bantu aku yah “
Ya, ia harus membantu gadis itu memenangkan lomba. Bukan hanya dalam memenangkan lomba saja, tapi dalam segala hal. Sore yang indah, ditutup dengan keyakinan dan harapan dari dua orang remaja yang sedang berjuang meraih apa yang mereka inginkan.
#######
Semakin hari, Wulan semakin giat belajar matematika. Ternyata matematika itu tidak menakutkan seperti apa yang dia bayangkan sebelumnya. Ia sangat menikmati waktu saat ia harus berkutat dengan buku-buku matematika. Buku-buku yang dulu sangat ia benci, tapi menjadi buku-buku yang paling sering ingin dibacanya saat ini. Semakin hari juga kesehatan ayahnya semakin membaik. Tapi ia sudah bertekad tidak akan mundur dalam lomba itu, ia tidak akan membuat kecewa seseorang yang telah merelekan kesempatannya kepadanya. Dia harus berjuang memperoleh kemenangan.
laki-laki itu mengosok-gosokkan kedua tengannya. Hatinya ketar-ketir menunggu kabar dari seseorang yang sedari tadi ditunggunya. Ia menyandarkan tubuhnya pada pintu, kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Semoga gadis itu membawa kabar baik untuknya. Tak berapa lama pintu dibuka. Terlihat seorang gadis keluar dari ruangan itu dengan membawa secarik kertas di tangannya. Wajahnya terlihat muram, tidak! Ada apa ini? Mengapa wajahnya muram seperti itu?
“ gimana Lan? “ ucapnya sambil memegang pundak gadis itu.
“ aku..aku...” ia menggantungkan kalimatnya, tapi sedetik kemudian dia mengangkat kertas yang sedari tadi ada dalam genggamannya.
“ nilai ku 100 Lif, aku berhasil! “
Laki-laki itu menghela nafas lega. Akhirnya. Ia tersenyum.
“ artinya kamu udah siap ikut lomba kan? 1 minggu lagi Lan. “
“ siap dong. Doain ya Lif! “
Keduanya tersenyum. Mereka mengepalkan tangannya ke udara. Saling menyemangati satu sama lain. 1 minggu lagi pertarungan akan dimulai.
#######
Hari ini adalah penentuan dari hasil kerja kerasnya selama 2 bulan ini. Semoga hasil yang diterimanya nanti sesuai dengan apa yang diharapkannya. Berkali-kali ia menghela nafas, mencoba menenangkan hatinya. Rasa tegang kini menjalari seluruh tubuhnya. Berharap semua harapan yang tumbuh menajadi kenyataan. Doa dari ayah dan ibunya tercinta membuat ia semakin kuat dan semangat. Ia yakin Tuhan akan selalu memberikan jalan-Nya bagi umat-Nya yang mau berusaha dan tidak menyerah begitu saja pada takdir.
“ jangan lupa doa ya Lan! Aku yakin kamu bisa”
“ makasih Lif. Aku masuk dulu ya! “
“ Bismillah ya Lan”
Gadis itu mengacungkan jempolnya. Ia tersenyum.
#######
Akan ada pelangi setelah hujan. Langit itu akan lebih indah jika pelangi telah muncul. Dan langit akan lebih berwarna setelah adanya pelangi. Jika tidak ada hujan, tidak akan ada pelangi. Begitupun hidup. Kadang pahit kadang juga manis. Manisnya hidup akan terasa jauh lebih manis saat kita sudah merasakan pahit. Kita akan merasakan kebahagiaan yang lebih setelah kita mampu melewati ujian. Ujian tidak selalu menyakitkan, bagi siapa saja yang mau berusaha menghadapinya. Tetapi untuk yang lebih memilih menghindari ujian, sudah pasti ujian tersebut akan menyakitkan. yakinlah saat Tuhan memberikan kita cobaan, saat itu pulalah Tuhan memberikan kita jalan.
Begitupun dengan Wulan. Ia berhasil memenangkan lomba itu. Dia mendapat beasiswa penuh, jadi ia tidak perlu repot memikirkan biaya sekolahnya lagi. Selain itu juga ayahnya sudah di perbolehkan meninggalkan rumah sakit. Lihatlah betapa hidup Wulan lebih indah dari sebelumnya, karena kini ia dapat menguasai matematika, pelajaran yang dulu sangat ia benci. Dan dia bisa dekat dengan Alif, karena sebenarnya Wulan sangatlah mengagumi Alif sejak lama. Dan yang terpenting dia sudah belajar tentang hidup dan kehidupannya.

Ini tugas cerpen saya. kalau kurang gimana-gimananya maklumin aja ya..masih amatiran. hehehe..tapi yang pengen saya coba bilang disini itu, kita gak boleh nyerah sama apa yang kita sebut takdir. kalau cuma diem-dieman aja ya gak akan guna juga kan? kita mesti yakin bahwa akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan setelah cobaan. so, jangan pernah putus asa deh. yakin aja Tuhan pasti ngasih jalan buat kita.

1 komentar:

Adia mengatakan...

Pelajarilah bahwa lengkung pelangi selalu berusaha untuk menghadiahi langit dengan tujuh warna yang begitu sempurna

sesunggguhnya BERSAMA kesulitan ada kemudahan

Posting Komentar